Pidato SBY di PD Bocor-Yang Tidak Setuju BBM Naik, Bukan untuk Rakyat, Tapi Ingin SBY Jatuh. Pidato SBY yang bocor Saat berpidato di depan pengurus teras DPP Partai Demokrat (PD) 1 April 2012 lalu berpotensi bikin gaduh.
Pidato SBY yang bocor ke publik itu dalam bentuk rekaman berdurasi 28 menit 57 detik. Tidak diketahui siapa yang pertama kali membocorkan pidato SBY tersebut. Yang jelas, forum itu merupakan forum internal DPP PD. Pidato SBY di PD Bocor-Yang Tidak Setuju BBM Naik, Bukan untuk Rakyat, Tapi Ingin SBY Jatuh.
Di rekaman yang beredar di kalangan wartawan sejak Selasa (10/4/2012) siang itu, suara SBY terdengar begitu jelas. SBY juga menyampaikan pidatonya dengan gaya khasnya: intonasi jelas, tutur bahasa yang teratur, tidak meledak-ledak, disertai sedikit humor, dan juga diiringi dengan selipan istilah bahasa Inggris.
Bagian paling menarik dari rekaman ini adalah saat SBY menceritakan dinamika politik menjelang rapat paripurna tentang penetapan APBN-P 2012 terkait subsidi energi dan rencana kenaikan harga BBM. Dua hari yang sangat krusial disertai dinamika politik yang sangat melelahkan itu adalah hari Kamis (29 Maret 2012) dan Jumat (30 Maret 2012) yang merupakan hari H sidang paripurna DPR.
SBY menceritakan bagaimana dirinya memantau perkembangan politik dari detik ke detik selama dua hari itu. Singkat kata, SBY menyinggung tentang PKS dan Partai Golkar yang merupakan bagian dari koalisi pendukung pemerintahan SBY-Boediono.
SBY sudah memahami sikap PKS yang sudah seperti biasa berbeda pandangan dengan koalisi. SBY juga menceritakan bahwa sikap Golkar juga terus berubah-ubah menjelang sidang paripurna.
Pada kesempatan itu, SBY juga menyinggung tentang parpol lain, meski dia tidak menyebut dengan jelas nama parpol itu. SBY menyebut ada parpol yang ketua umumnya pernah menjadi presiden yang saat ini menolak kenaikan harga BBM, padahal dulu di era pemerintahan partainya juga menaikkan harga BBM.
Dalam pidatonya, SBY terlihat jelas ingin memotivasi para politisi PD pasca sidang paripurna. "Saya akan ceritakan apa adanya. Saya yakin dengan cerita ini, Anda akan semakin bangga terhadap Partai Demokrat," kata SBY di awal pidatonya.
SBY JATUH
Entah siapa yang membocorkannya, pastinya rekaman itu sudah beredar di tangan wartawan. Isi pidato yang disampaikan pada 1 April dalam acara internal di kantor DPP PD itu cukup mengejutkan. Salah satunya mengenai niat pihak-pihak yang ingin menjatuhkan SBY.
"Yang tidak setuju kenaikan BBM, bukan untuk rakyat, tapi supaya SBY dan pemerintahannya jatuh," kata SBY dalam bocoran pidato yang beredar sejak Selasa (10/4/2012) siang.
SBY tidak menyebut siapa yang tidak menghendaki BBM naik. Dalam pidato yang sempat diselingi tawa sejumlah kader PD itu juga, SBY mengungkapkan ada partai oposisi yang kadernya pernah menjadi presiden tidak mengerti juga soal skema kenaikan BBM.
"Sangat berbahaya kalau sampai UU APBNP tidak tembus, ekonomi kita bisa sangat terganggu dan itu ditunggu mereka. Mereka ingin SBY dari Partai Demokrat tidak diberikan kewenangan segala sesuatunya, dikunci di situ," jelas SBY dengan nada bicara khasnya: teratur dan jelas.
SBY dalam pidato itu juga menjelaskan lika-liku bagaimana pencapaian kesepakatan di paripurna DPR. SBY bahkan sampai turun langsung melakukan komunikasi dengan pimpinan partai politik. Komunikasi dilakukan secara intens, walau kemudian semuanya berubah-ubah.
Dalam pidato internal yang bertujuan memotivasi kader PD itu, SBY juga berpesan kepada kadernya agar jangan berbohong, karena kebohongan tidak akan pernah membuat sebuah perjuangan berhasil.
"Ada partai bukan koalisi, kirim message kalau semua hanya politik, kemudian akhirnya mendukung. Tapi itu semua omong kosong. Di situlah saya menguji kepribadian karakter dari para politisi kita," tuturnya.
Walikota & Bupati yang Unjuk Rasa Tolak BBM Naik Memberontak
SBY marah atas tindakan pimpinan kepala daerah bupati dan walikota yang ikut berunjuk rasa menolak kenaikan BBM. Dalam pidato SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) di depan politisi PD pada 1 April yang bocor ke wartawan, secara khusus dia menyoroti hal itu.
"Gubernur, bupati, walikota itu kepanjangan tangan presiden. Keliru hukumnya bupati, walikota memimpin unjuk rasa. Itu melawan, membangkang pemerintahnya," jelas SBY dalam rekaman pidato yang beredar di kalangan wartawan, Selasa (9/4/2012).
Pidato yang merupakan motivasi dan penjelasan sikap pemerintah atas kenaikan BBM pada kader PD itu, sesekali diberikan tepuk tangan kader PD. SBY juga sempat berguyon dalam pidato itu yang disambut tawa kadernya.
"Itu pemberontakan, perlawanan, pembangkangan. Itu tidak mencerminkan negara kesatuan, tapi negara federal. Kita bukan itu," terang SBY.
SBY juga mengaku sedih, aksi para kepala daerah itu malah didukung kelompok politik tertentu. Padahal kelompok itu pernah berkuasa di pemerintahan.
"Yang menyedihkan seruan itu datang dari komunitas politik yang didalamnya pernah menjadi presiden. Pada 2014 nanti berganti, dan ketika semua gubernur dari Demokrat melakukan hal sama, kayak apa negara ini?" tegasnya.
Ref : news.detik.com