Implan Mata Bionik Solusi Sembuhkan Kebutaan. Kemajuan Teknologi sekarang-sekarang ini sudah sangat pesat perkembangannya, salahsatunya adalah hadirnya Implan Mata Bionik. Kini Implan Mata Bionik menjadi kenyataan dengan pemasangan mikrochip di belakang mata.
Implan mata bionik ini menggunakan microchip di belakang mata. Chris James, 54 tahun, asal Inggris, mendapat kesempatan pertama menjajal perangkat ini setelah 20 tahun hidup dalam kegelapan. Setelah terpasang, James pun bebas dari kebutaan, ia dapat melihat.
Dokter memasang microchip berukuran 33 mm persegi di belakang mata James, persis dekat retina melalui operasi. Laboratorium Universitas Oxford adalah lokasi kerja percobaan tersebut selama tiga pekan.
Seperti dilansir laman Dailymail, Senin (7/5), James salah satu relawan dari dua pria Inggris yang sudah mampu melihat kembali pasca kebutaaan total.
“Setelah sepuluh tahun hidup dalam kegelapan, tiba-tiba sekarang seolah terjadi ledakan cahaya terang,” ungkap James penuh syukur.
Selain James, ada produser musik terkenal Inggris, Robin Millar, yang sangat senang melihat warna dunia untuk kali pertama seumur hidup.
Seperti James, dokter telah memasang implan mata di dekat retinanya. Kedua pria tersebut mengalami kebutaan akibat kondisi retinis pigmentosa (RP), keadaan di mana sel-sel fotoreseptor di belakang mata secara bertahap mogok kerja.
Mata bionik penemuan para jenius, yakni Tim Jackson, konsultan ahli bedah retina di College Hospital King dan Robert MacLaren, profesor ophthalmologi yang juga konsultan ahli bedah retina Universitas Oxford di Rumah Sakit Mata Oxford ini, membawa harapan baru bagi 20 ribu pasien buta retinis pigmentosa. Tidak hanya itu, setengah juta warga penderita degenerasi makula, sejenis kerusakan pada retina.
James bercerita bagaimana kini sebuah microchip bekerja di matanya. Setelah menjalani proses operasi sepuluh jam untuk memasukkan microchip ke bagian belakang mata kiri, James harus menunggu tiga pekan kemudian untuk menghidupkan benda ajaib tersebut. “Rasanya seperti mengambil foto dengan lampu kilat (flash),” katanya.
Alat kecil tersebut memiliki 1.500 piksel sensitif cahaya yang mengambil alih fungsi dari batang dan kerucut fotoreseptor retina. Para ilmuwan bekerja sama dengan perusahaan perangkat dari Jerman, Retina Implant AG, guna menghubungkan daya nirkabel yang ditanamkan di belakang telinga. Perangkat ini terhubung ke sebuah unit baterai eksternal melalui piringan magnetik pada kulit kepala.
Cara kerja mata bionik berawal dari sensor cahaya yang dikonversi ke dalam bentuk sinyal elektrik. Kemudian, hasilnya diteruskan ke sel retina sebelum diolah menjadi gambar. Kelebihan alat ini, pengguna dapat mengubah sensitivitas perangkat dengan tombol pada unit tersebut. Artinya, memungkinkan pengguna melihat objek dari jarak 20 kaki, karena pandangan secara gradual berhasil dipantulkan kembali.
Ilmuwan menguji James dengan berbagai objek dan warna berlatar belakang hitam. “Otak saya perlu waktu untuk menyesuaikan dengan apa yang saya lihat. Tetapi, saya langsung bisa mendeteksi skema dan kurva dari benda-benda itu,” papar James.
Senada dengan James, Millar pun merasakan hal yang luar biasa terjadi pada matanya. “Sejak beralih pada perangkat ini, saya dapat mendeteksi cahaya dan membedakan skema objek,” ucap Millar.
Kini, Jerman dan China sedang menguji mata bionik tersebut. Kendati penemuan ini masih tahap awal, peneliti menyatakan sepuluh penderita akan dilengkapi dengan implan.
“Mereka dapat melihat kembali, bahkan jika perangkat tersebut berkembang, ini akan sangat cepat tersebar luas,” ujar Jackson